1

Tipografi oh tipografi.... ~apa kata dunia...

Kenapa sih Tipografi dianggap penting di Desain Komunikasi Visual?
Tapi gak semua orang paham akan hal itu?

Unsur dalam desain itu salah satunya adalah HURUF
Kalau kita berbicara tentang huruf, rasanya kok sepele banget
Padahal kalau sebuah tulisan itu adalah hal yang sangat gamblang dalam berkomunikasi

Huruf itu ada berbagai jenis. Mungkin untuk dunia serba instan, orang dengan mudah tinggal ambil dari internet, atau komputer aja kan uda ada font nya
Tapi siapa sih yang ciptakan jenis-jenis huruf itu?
Tidak lain dan tidak bukan (?) adalah TIPOGRAFER
yang notabene kerjanya ya bereksperimen dengan TIPOGRAFI

Orang tidak akan menganggap Spiderman modern, kalau jenis hurufnya kuno kayak zaman koboi
Orang tidak akan menganggap Titanic ada di jaman kuno, kalau jenis hurufnya modern banget kayak di film Matrix

ya kan?

(to be continue)
PS. ngantuk soale...

amelia rukmasari s., S.Sn.
0

What We Do…

Mau jelasin DKV itu ngapain?

Yang jelas DKV akan meneliti titik-titik permasalahan yang ada, entah itu adalah segi penjualan, segi penyampaian pesan, segi penyampaian informasi, segi artistik, segi norma-norma, segi psikologi, dan segi-segi-segi-segi lain. KENAPA? orang kadang melupakan, DKV bukan seniman murni, DKV memiliki prinsip kerja sendiri, sehingga dituntut memiliki kemampuan untuk membaca suatu masalah tidak hanya harafiah saja.

Yang jelas DKV itu mencari referensi… referensi suatu kejadian, referensi suatu iklan, referensi suatu tulisan, referensi suatu jenis huruf, referensi suatu keilmuan (mungkin di luar DKV), referensi gaya gambar yang sudah ada (art nouveau, pop-art, art deco, retro art, vector art, street art, dll dll dll), apa pun referensi adalah yang tidak menyimpang dari inti permasalahan yang ada. KENAPA? banyak orang malas mencari referensi hanya akan berakhir dengan hal-hal yang bersifat umum karena setelah dibuat ternyata sudah pernah ada yang mengkaryakan. Dengan memiliki pengetahuan referensi yang luas, IDE menuntut kita berpikir lebih maju dan orisinil.

Yang jelas DKV itu mengamati… suka sekali mengamati, entah itu fisik orang (hidung, mulut, mata, tangan, kaki, kutil lalala…), entah itu benda-benda (mobil, bunga, hp, upil, lalala…), entah itu hewan-hewan termasuk serangga (kucing, anjing, ternak, kepiting, lalala…) KENAPA? karena semua itu hanyalah salah satu sumber dari IDE yang bisa muncul kapan saja.

Yang jelas DKV itu merekam semua diatas itu tadi… entah itu dalam bentuk gambar (sketsa, gambar real, lalala lah….), entah dalam bentuk coret-coretan (tulisan dokter kali…), dengan kamera, dengan hp, dengan apa pun lah itu media rekam bisa dipake pasti dipake semua. KENAPA? karena IDE juga bisa hilang begitu saja gara-gara hal sepele, yaitu kita lupa!

Yang jelas DKV akan mendesain suatu rancangan solusi permasalahan yang dari pertamanya diperoleh dengan berbagai media sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi yang dimiliki oleh seorang DKV. Apakah itu? Media cetak bisa. Media rekam bisa. Media gambar bisa. Media lukisan bisa. Media cetak digital bisa. Media… Media… Media… Seandainya bisa memasang karya di tubuh seekor sapi yang mau disembelih itu efektif untuk iklan budayakan hidup vegetarian, maka sapi juga bisa jadi media DKV (hahahahaha….)



So.. I think tat wat we do… at least one thing tat we do…



amelia rukmasari s., S.Sn.
2

mempelajari DESAIN

Waktu aku masuk ke Desain Komunikasi Visual, masuk ke kelas pertama kali, seorang dosen bertanya pada kami “Apa tujuan kalian masuk Desain Komunikasi Visual?”

“Suka nggambar, pak!”

“Suka desain, pak!”

“Nggambar komik, pak!”

Terus pak dosen itu langsung berkata, “Kalau kalian cuma pingin bisa nggambar, nggak usah masuk DKV!”

Waktu itu aku baru bertanya-tanya lagi, “terus DKV itu mempelajari apa? Apa tidak menggambar?”

Yang masuk DKV belum tentu orang yang bisa menggambar komik, atau menggambar ilustrasi ekspresif saja. Bagi dosenku, orang yang masuk ke DKV adalah orang memiliki ‘IDE’ bukan cuma ‘ide’.

DAN

Desain Grafis tidak sama dengan DKV

Kenapa DKV memiliki title S1, sedangkan Desain Grafis D3? Karena isi/konten yang disajikan untuk memahami seni berbeda. Kesimpulan dari saya pribadi adalah; DG cenderung ke arah teknisnya saja, namun mahasiswa tidak dituntun untuk menyelami sense dari seni itu sendiri. Sedangkan DKV sebaliknya, mereka adalah konseptor, selain mendalami sense of art dalam diri mereka, mengembangkannya, mengaplikasikannya, dan berkonsep kuat.

Ketika orang-orang menyamakan Desain Grafis dengan DKV, perbedaan mereka menjadi rancu. Nama DKV justru tenggelam dalam pengertian yang salah.

Jadi sekali lagi, DKV tidak sama dengan Desain Grafis. Kedua desain ini sama seperti isi buah (DKV) dan kulitnya (DG).

Sebelum masuk ke Dunia DKV, pertimbangkan keinginan dan minat terhadap seni, belajar menggambar, dan menalarkan daya seni dalam diri sendiri. Disitulah kita akan menemukan keindahan dari permainan DESAIN.

amelia rukmasari s., S.Sn.
 
Copyright © DesKomVis